بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Tak
bisa dimungkiri, mencari kerja saat ini sangat sulit. Persaingannya
begitu ketat. Alih-alih mendapatkan pekerjaan, bayang-bayang menjadi
pengangguran siap menyapa. Pada zaman serbamahal dan serbasulit ini, apa
pun dihalalkan asal tujuan tercapai. Begitu pula dalam hal mencari
kerja. Tak sedikit yang menggunakan ”jalan belakang” seperti menyuap.
Moralitas
di negeri ini betul-betul telah tereduksi. Coba saja lihat kasus video
mesum artis yang menghebohkan dan meresahkan itu. Belum lagi aksi
korupsi para pejabat nakal. Di kalangan masyarakat bawah pun, persaingan
tak sehat juga terjadi. Misalnya, banyak pedagang mengurangi timbangan
demi mengeruk keuntungan. Sungguh, saat ini bangsa kita benar-benar
sangat membutuhkan obat paling manjur untuk mengatasi masalah moral ini.
Yakni, akhlakul karimah.
Namun,
itu pun tak mudah. Suatu ketika, seorang Perempuan (anggap namanya: si
gadis) Pergi merantau ke negeri orang, mencari pekerjaan. Alangkah
senangnya hatinya setelah mendapat pekerjaan. Namun si Gadis bermasalah
di kantor tempat dia bekerja. Kantornya meminta dia untuk melepas
jilbabnya. si Gadis pun bimbang. Di satu sisi, dia tak mau mengorbankan
kehormatannya dengan melepas jilbab. Di sisi lain, dia sangat
membutuhkan pekerjaan demi mendapatkan penghasilan. Apalagi, mendapatkan
pekerjaan pada saat ini sulitnya minta ampun.
Apakah si Gadis akan melepaskan Jilbabnya hanya demi pekerjaan. Apakah dia akan melanggar Perintah Allah dan Rasulnya....
Padahal
Sudah Jelas tertera dalam surat An Nur ayat 31 yang cukup panjang, yang
penulis kutip satu baris saja, yang berbunyi sebagai berikut. :
“Katakanlah kepada wanita yang beriman… … … . . Dan hendaklah mereka menutupkan kerudung kepalanya sampai kedadanya”… … . .
Dan seperti yang tercantum dalam surat Al Ahzab ayat 59 yang artinya sebagai berikut. :
“Hai
Nabi, katakanlah kepada isteri-isteri engkau, anak-anak perempuan
engkau dan isteri-isteri orang mu’min, supaya mereka menutup kepala dan
badan mereka dengan jilbabnya supaya mereka dapat dikenal orang, maka
tentulah mereka tidak diganggu (disakiti) oleh laki-laki yang jahat.
Allah pengampun lagi pengasih”.
Perintah Allah diatas adalah jelas dan tegas yang wajib hukumnya bagi kaum wanita
Perintah Allah diatas ditegaskan lagi oleh Nabi Muhammad S.A.W. dalam hadist beliau yang artinya :
“Wahai
Asma! Sesungguhnya seorang perempuan apabila sudah cukup umur, tidak
boleh dilihat seluruh anggota tubuhnya, kecuali ini dan ini, sambil
rasulullah menunjuk muka dan kedua tapak tangannya”
sebagai logika penulis memberikan sedikit kiasan :
Apakah Rambut itu Aurat ... Jawabannya
ya.
Apakah perut, paha, betis, punggung itu aurat.... jawabannya
ya.
Jadi artinya sama-sama aurat...
Apakah si gadis juga Bimbang Apabila Perusahannya meminta memakai pakaian bikini ato swimsuit (maaf agak sedikit kasar),
pastilah si gadis akan menolak mentah-mentah.
Nah, mudah2an si gadis, tetap mempertahankan kehormatannya sebagai
Muslimah sejati.
Sedikit Tambahan
Sekarang
kalau kita keliling diseluruh Indonesia, Malaysia, Singapura dan
Brunei, sedikit sekali kaum wanita Islam yang memakai kerudung kepala,
umumnya hanya anak-anak gadis pesantren. Jumlah kaum wanita yang memakai
kerudung kepala bisa dihitung dengan jari, tidak ada artinya dari
jumlah penduduk Islam yang lebih kurang 180 juta.
Kalau
begitu gambarannya, banyak sekali kaum wanita yang masuk neraka, cocok
sekali dengan bunyi hadits dibawah ini, yang artinya sebagai berikut. :
“Saya
berdiri dimuka pintu sorga, tiba-tiba umumnya yang masuk ke sorga
orang-orang miskin, sedangkan orang yang kaya-kaya masih tertahan, hanya
saja bahagian mereka telah diperintahkan masuk neraka, dan aku berdiri
di pintu neraka maka kebanyakan yang masuk neraka wanita.
Kaum
wanita menyangka bahwa tidak memakai jilbab adalah dosa kecil yang
tertutup dengan pahala yang banyak dari shalat, puasa, zakat dan haji
yang mereka lakukan. Ini adalah cara berpikir yang salah harus
diluruskan. Kaum wanita yang tak memakai jilbab, tidak saja telah
berdosa besar kepada Allah, tetapi telah hapus seluruh pahala amal
ibadahnya sebagai bunyi surat Al Maidah ayat 5 baris terakhir yang
artinya :
”… . . Barang siapa yang mengingkari hukum-hukum
syariat islam sesudah beriman, maka hapuslah pahala amalnya bahkan
diakhirat dia termasuk orang-orang yang merugi
”Ya
Tuhan kami, hanya kepada Engkau kami bertawakal dan hanya kepada Engkau
kami bertobat dan hanya kepada Engkau kami kembali, Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir.
Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau Yang Mahaperkasa
dan Mahabijaksana.” (QS Al-Mumtahanah: 4–5).
Oleh :
Syarif Amal
semoga bermanfaat..