Kita selalu bertanya pada diri kita masalah dari manakah datangnya sebuah keinginan?
Keinginan datang dari
hati yang selalu bolak balik. Bisa jadi sebuah keinginan itu adalah keinginan yang baik atau sebaliknya. Sayangnya
kita sering kali tidak melihat sesuatu dibalik keinginan karena perhatian kita
fokus pada keinginan, bukan pada apa yang ada dibalik keinginan.
Jika keinginan selalu
kita turuti, artinya hidup kita akan dikendalikan oleh emosi. Emosi datang dari
hawa nafsu yang rentan dipengaruhi oleh faktor luar (teruma iblis). Pikiran
bawah sadar kita, bisa menerima informasi jauh lebih cepat dibandingkan pikiran
sadar. Sehingga pola yang terbentuk dalam pikiran bawah sadar, sering kali
tidak kita sadari.
Maukah kita turuti saja?
Jika keinginan selalu
kita turuti, artinya kita tidak bisa mengendalikan hidup kita. Hidup kita akan
terombang ambing sebagaimana terbolak-baliknya hati kita. Peran logika atau
akal akan terabaikan atau hanya sebagai pembenaran keinginan kita.
Jika kita ingin lebih
mengendalikan hidup kita, ke arah yang lebih baik sesuai dengan apa yang kita
inginkan, maka kita harus mengoptimalkan peran akal sebelum kita bertindak.
Caranya ialah berhentilah saat memiliki keinginan. Jangan langsung kita turuti.
Renungkan terlebih dahulu, apakah keinginan ini membawa kepada kebaikan atau
tidak. Tahukah Anda, hanya sedikit orang yang melakukan hal ini. Kebanyakan
orang bergerak seperti robot, hidupnya diarahkan oleh berbagai faktor luar yang
masuk ke dalam pikiran bawah sadar kita, tanpa kita sadari.
Masihkah Anda selalu menuruti semua keinginan Anda?
Berhenti saat memiliki
keinginan adalah salah satu teknik dalam manajemen qalbu sehingga qalbu Anda
akan menjadi qalbun salim,
hati yang sehat. Kita semua sudah tahu tentang sumber kebaikan, yaitu hati yang
baik. Dalam sebuah hadist yang berbunyi :
“Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh itu ada segumpal
daging, apabila baik daging itu maka baik pula seluruh tubuh dan bila rusak
maka rusak pula seluruh tubuh, ketahuilah segumpal daging itu adalah qalbu.
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Siapa yang tidak tahu
hadits diatas? Tapi sejauh mana kita mengaplikasikannya? Salah satunya ialah
dengan menahan diri saat memiliki keinginan. Setiap keinginan muncul,
renungkanlah apakah keinginan ini akan membawa kepada kebaikan, keburukan,
keberhasilan, kegagalan, keridhaan Allah, atau kemurakaan Allah?
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar